zonaperistiwa.com skyscraper
zonaperistiwa.com skyscraper

Film “Panggil Aku Ayah” Sentuh Hati Penonton, Tekankan Pentingnya Peran Ayah dalam Keluarga

avatar zonaperistiwa.com

Zonaperistiwa SURABAYA | – Film drama keluarga “Panggil Aku Ayah” yang dirilis pada 7 Agustus 2025 berhasil mencuri perhatian penonton. Disutradarai Benni Setiawan dan diproduksi Visinema Pictures, film ini diadaptasi dari film Korea Selatan “Pawn” (2020), dibintangi Ringgo Agus Rahman, Boris Bokir, dan Myesha Lin.

Kisahnya berpusat pada Intan (Myesha Lin), seorang gadis kecil yang dijadikan jaminan utang oleh ibunya, Rossa. Sang ibu kemudian pergi menjadi tenaga kerja Indonesia, meninggalkan Intan dalam pengawasan Dedi (Ringgo Agus Rahman) dan Tatang (Boris Bokir) — dua penagih utang yang perlahan menjadi figur ayah bagi Intan. Seiring waktu, hubungan mereka berkembang menjadi ikatan emosional yang mengajarkan bahwa keluarga tak selalu harus sedarah.

Film ini memadukan sentuhan budaya lokal, humor hangat, dan pesan moral yang mendalam tentang arti keluarga, kasih sayang, serta peran penting figur ayah dalam membentuk karakter anak.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, M.M, mengaku terkesan.

“Film ini luar biasa. Ini adalah drama keluarga yang menggambarkan kehidupan nyata di negeri kita. Peran ayah sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Walaupun bukan ayah kandung, pola asuh yang baik dapat membentuk karakter kuat, disiplin, dan bertanggung jawab,” ujarnya usai menonton.

Maria juga menyoroti sisi sedih dalam cerita ini, yang menurutnya merefleksikan realita sosial di Indonesia.

“Kita masih menemukan keluarga yang belum mampu secara finansial. Ada anak yang ‘dijual’ karena kekurangan ekonomi, dan itu nyata. Negara harus hadir memberikan pendampingan,” tegasnya Jumat,(15/8/2025).

Ia pun menitip pesan khusus bagi para ayah di Indonesia.

“Lihat film ini, hayati, dan saya berharap peran ayah semakin luar biasa dalam membangun keluarga,” pungkasnya.

Sementara itu, Abian Zeyad Aqilah, siswa kelas 12 SMA Negeri 19 Surabaya, mengaku mendapat pelajaran berharga.

“Film ini punya makna mendalam. Peran orang tua sangat penting, tapi anak juga bisa dibimbing oleh kerabat atau pengurus lainnya. Setiap anak nasibnya berbeda, dan keluarga terdekat wajib membimbing supaya mereka jadi lebih baik,” kata Abian.

Ia menambahkan, kehilangan orang tua bukan berarti kehilangan kesempatan untuk tumbuh.

“Kalau kita tidak punya orang tua, keluarga harus bisa membimbing dan menggantikan perannya. Orang tua adalah guru pertama sampai kapan pun,” tutupnya.

Dengan cerita yang menyentuh hati, “Panggil Aku Ayah” tak hanya menghibur, tetapi juga mengajak penonton merenungkan arti keluarga dan peran figur ayah di tengah masyarakat.(red)

Editor : Redaksi zonaperistiwa