Zonaperistiwa Jakarta, 9 September 2025 — Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menetapkan tema “Olahraga Satukan Kita” pada peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2025. Tema ini diangkat sebagai respons atas kondisi sosial dan politik bangsa belakangan ini, termasuk gejolak sosial yang memuncak pada demonstrasi besar di berbagai daerah akhir Agustus lalu.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Ario Bimo Nandito Ariotedjo menegaskan bahwa olahraga memiliki peran penting bukan hanya sebagai ajang meraih prestasi, tetapi juga sebagai sarana memperkokoh persatuan bangsa.
“Olahraga mengajarkan kita sportivitas, menghormati lawan, dan menerima hasil dengan lapang dada. Nilai-nilai ini adalah teladan yang bisa kita terapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” ujar Menpora yang akrab disapa Dito melalui sambutannya di situs resmi pedoman Haornas 2025.
Menurut Dito, kemenangan terbesar dalam olahraga bukan sekadar saat mengangkat piala, melainkan ketika masyarakat mampu saling menghargai, saling mendukung, dan memandang perbedaan sebagai kekuatan untuk bersatu
Sebagai salah satu perusahaan sports management terbesar di Indonesia, DBL Indonesia menjadi stakeholder penting dalam mendukung semangat Haornas. Melalui kompetisi basket pelajar yang telah konsisten digelar sejak 2004 atau 21 tahun terakhir, DBL telah menanamkan nilai-nilai sportivitas, persatuan, dan penghargaan terhadap lawan.
Salah satu langkah konkret DBL adalah penerapan sistem “Respect the Game” sejak 2016. Sistem ini mewajibkan tim yang unggul 20 poin untuk melakukan pertahanan di area setengah lapangan (half court) agar tim lawan memiliki kesempatan mengejar ketertinggalan.
“Aturan ini kami terapkan agar student athlete bisa mengembangkan permainan sekaligus menumbuhkan daya juang mereka di lapangan,” jelas Astrid Septiana Putri, Senior Manager Event DBL Indonesia.
Selain mengatur teknis pertandingan, DBL juga menanamkan nilai sportivitas melalui kewajiban tim pemenang menghormati lawannya yang kalah, termasuk memberikan salam dan penghormatan kepada suporter lawan.
DBL juga memiliki regulasi ketat bagi para suporter. Setiap bentuk dukungan provokatif, kasar, rasis, bullying, atau tindakan negatif lainnya dilarang keras. Bahkan, tim basket sekolah bisa dikenai sanksi skorsing apabila suporternya melanggar aturan sportivitas.
Di sisi lain, DBL memberikan apresiasi bagi suporter yang sportif dan kreatif melalui penghargaan seperti Best Chant, Best Choreo, Best Coordinator Supporter, Most Discipline Supporter, hingga Supporter Award. Program penghargaan ini sudah konsisten digelar sejak 2008 untuk menumbuhkan kebanggaan dan kreativitas pendukung sekolah.
Dalam momen Haornas 2025, Menpora Dito juga memaparkan lima langkah nyata pembangunan olahraga nasional, yaitu:
1. Pembudayaan olahraga sejak dini
Pemda diharapkan memperkuat olahraga pendidikan, menyediakan fasilitas olahraga di sekolah, serta ruang bermain aman bagi anak-anak.
2. Memperluas akses ruang olahraga publik
Menpora mendorong setiap kabupaten/kota memiliki taman olahraga, lapangan serbaguna, jalur lari, dan fasilitas kebugaran terbuka.
3. Penguatan pembinaan prestasi atlet berbasis sport science
Latihan terukur, program sistematis, dan pendekatan berbasis ilmu pengetahuan menjadi fokus utama. DBL sendiri telah mendukung langkah ini dengan menyediakan tes pengukuran fisik untuk memantau perkembangan student athlete.
4. Mendorong pertumbuhan sport industry dan sport tourism
Menpora menilai olahraga dapat menjadi penggerak ekonomi lokal. DBL menjadi contoh nyata karena penyelenggaraan kompetisi basket ini melibatkan 31 kota di 22 provinsi, menyerap lebih dari 1.000 tenaga kerja dan ratusan UMKM.
5. Kolaborasi lintas sektor
Pemerintah, swasta, media, akademisi, komunitas, dan masyarakat luas diharapkan bersatu menjadikan olahraga sebagai gerakan nasional.
Meski hanya kompetisi basket tingkat SMA, DBL Indonesia telah berkembang menjadi sport industry berskala nasional. Penyelenggaraan kompetisi ini tidak hanya berdampak pada prestasi olahraga, tetapi juga membuka peluang kerja dan mendukung pertumbuhan UMKM.
DBL melibatkan berbagai pihak, mulai dari kru lokal, vendor konsumsi, keamanan, kebersihan, kesehatan, hingga tenaga profesional seperti wasit d
an petugas statistik. Kehadiran DBL di berbagai kota juga menjadi penggerak.(red)
Editor : Redaksi zonaperistiwa