Zonaperistiwa Surabaya - Bertempat di Auditorium Ki Moh Saleh lantai 5, kampus Universitas Dr. Soetomo Surabaya (Unitomo) digelar kuliah tamu bertema “Membangun Kesadaran Mahasiswa untuk Mewujudkan Peradaban Bangsa Ramah HAM”, menghadirkan Wakil Menteri Hak Asasi Manusia RI, Mugiyanto Sipin, yang juga mahasiswa Program Magister Ilmu Administrasi Unitomo.
Acara ini dihadiri oleh 400 mahasiswa dan sejumlah jajaran pimpinan Unitomo, termasuk Rektor Siti Marwiyah dan para Wakil Rektor. Dalam sambutannya, Siti Marwiyah mengungkapkan kebanggaannya atas kehadiran Wamen HAM di tengah kesibukannya. "Mewakili sivitas akademika, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mugiyanto Sipin. Kehadiran beliau memberikan kesempatan berharga bagi mahasiswa untuk belajar langsung dari seorang praktisi HAM yang memiliki rekam jejak luar biasa,” ujar rektor wanita pertama Unitomo ini.
Rektor yang juga Guru Besar Hukum Tata Negara tersebut menekankan pentingnya materi kuliah HAM untuk membangun kesadaran mahasiswa dalam menciptakan masyarakat yang adil dan menghormati keberagaman. "Banyak permasalahan HAM di Indonesia yang belum terselesaikan. Semoga kuliah ini mendorong dan menginspirasi mahasiswa menjadi agen perubahan berbasis nilai-nilai HAM," tuturnya.
Kuliah yang dipandu oleh Kepala Departemen Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (DMKPK) Zainal Fatah ini dimulai dengan cerita Mugiyanto Sipin mengenai pengalamannya sebagai aktivis HAM semasa kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. "Saya pernah membangun jaringan dengan aktivis mahasiswa di Surabaya, termasuk di Unitomo. Kenangan itu terus membekas, terutama saat saya memperjuangkan Reformasi di masa lalu," kenang aktivis 98 yang pernah ditahan Tim Mawar ini.
Dalam paparan utama, Mugiyanto menekankan pentingnya pemuda memahami sejarah hak asasi manusia di Indonesia. Ia mengutip pesan Bung Karno, “Jas Merah: Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah.” Menurutnya, pemahaman sejarah menjadi landasan untuk memproyeksikan masa depan bangsa."Masa depan bangsa selalu dikaitkan dengan peran pemuda. Sejak masa kolonial hingga reformasi, pemuda selalu menjadi pembela keadilan, kesetaraan, dan demokrasi. Mulai dari berdirinya Boedi Oetomo pada 1908 hingga Sumpah Pemuda 1928, kontribusi pemuda menjadi tonggak kemajuan bangsa," ujar Margiyanto.
Mugiyanto juga mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi pemuda saat ini, seperti rendahnya representasi politik (hanya 2% anggota parlemen di bawah 30 tahun), tingginya angka pengangguran, hingga kondisi kerja yang tidak layak. Namun, ia memberikan solusi konkret bagi mahasiswa untuk mengatasinya. "Mahasiswa dapat meningkatkan partisipasi politik, mengasah keterampilan kerja, menyuarakan isu-isu hak pemuda, dan berkolaborasi menciptakan solusi inovatif bagi tantangan sosial-ekonomi," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu Mugiyanto Sipin pun mengajak seluruh mahasiswa untuk menjadi bagian dari solusi dalam menciptakan peradaban bangsa yang lebih inklusif dan berkeadilan. "Saya berharap Unitomo bukan hanya tempat belajar, tetapi juga menjadi tempat untuk mempersiapkan agen-agen perubahan bagi masa depan Indonesia," pungkas Wamen HAM RI ini.
Sebelumnya di tempat terpisah telah dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian HAM RI dan Unitomo dalam bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kolaborasi ini mencakup pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat berbasis HAM. Hal ini menegaskan Unitomo sebagai kampus yang terus berkontribusi terhadap isu-isu kebangsaan dan sosial. (Red)
Editor : Redaksi zonaperistiwa