zonaperistiwa.com skyscraper
zonaperistiwa.com skyscraper

Cak Suro dan Cak Sido: Duo Komedi Suroboyoan Pengingat Nilai Kemanusiaan

avatar zonaperistiwa.com

Zonaperistiwa, Surabaya – Di tengah derasnya arus konten hiburan digital, kanal YouTube Cak Suro hadir dengan sajian komedi khas Suroboyoan yang tidak hanya mengundang tawa, tetapi juga menyelipkan pesan moral yang menyentuh hati. Melalui tayangan sederhana namun sarat makna, Cak Suro menyampaikan kritik sosial tentang pentingnya kasih sayang terhadap orang tua, serta mengingatkan kembali nilai-nilai etika dan kemanusiaan yang mulai memudar di era modern.

Salah satu konten creator comedian yang viral menampilkan sosok Cak Sido, karakter yang digambarkan memiliki keterbatasan dalam berpikir, selain itu sosok la dusing, seorang emigran india atau keturunan india, kurang jelas yang mana benernya, tapi yang jelas malah bikin puyeng dan ngakak lihatnya kelakuannya,namun berhati tulus dan penuh kasih kepada ibunya. Ketulusan dan kejujuran Cak Sido menjadi cerminan bahwa kecerdasan dan gelar akademik tidak akan berarti tanpa disertai akhlak mulia serta rasa hormat terhadap orang tua.

“Ini menjadi kritik dan satir bagi kita semua. Di zaman sekarang banyak orang pintar dan bergelar, tapi kehilangan etika dan sopan santun, terutama kepada orang tua sendiri,” demikian pesan yang tersirat dalam tayangan tersebut.

Cak Suro juga menyinggung fenomena sosial yang sempat viral, di mana seseorang menitipkan orang tuanya ke panti jompo dan melarang kunjungan hingga sang orang tua meninggal dunia. “Miris sekali,” tulis salah satu warganet yang turut menanggapi video tersebut.

Lewat pesan moralnya, Cak Suro mengingatkan penonton bahwa sepintar atau sehebat apa pun seseorang, semua akan sia-sia jika tidak mampu membahagiakan orang tuanya.

 “Sepandai-pandainya kita, sehebat-hebatnya kita, tak akan berguna apa pun bila kita tak bisa membahagiakan orang tua kita,” ujar Cak Suro dalam salah satu episodenya.

Kanal YouTube Cak Suro sendiri banyak bercerita tentang kehidupan keras masyarakat kota besar seperti Surabaya, dengan segala problematikanya. Semua dikemas dalam gaya komedi spontan berbahasa dialek Suroboyoan yang khas dan menghibur.

Ketika ditanya alasan menggunakan dialek Suroboyoan, Cak Suro menjelaskan bahwa hal itu merupakan bentuk upaya menjaga kearifan lokal.

> “Siapa lagi yang menjaga dialek Suroboyoan kalau bukan kita sendiri. Banyak kata-kata khas yang mulai hilang, seperti tak gebek, tak gibeng, dan lainnya,” ujarnya.

Cak Suro berharap, kehadiran kanal YouTube-nya yang bergenre komedi guyon Suroboyoan ini dapat menjadi hiburan segar sekaligus penyeimbang di tengah kesibukan masyarakat, terutama di perkotaan.(red).

 

Editor : Redaksi zonaperistiwa