Gerakan Dukungan Kotak Kosong Semakin Menguat, Masyarakat Surabaya Sepakat Pilih Alternatif

Zonaperistiwa Surabaya - Pemilu kotak kosong di Indonesia merupakan fenomena politik yang terjadi ketika hanya ada satu pasangan calon (paslon) dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) atau pemilu lainnya. Kondisi ini membuat pilihan memilih paslon tersebut atau pemilih memiliki opsi untuk memilih "kotak kosong".

Dokter David Pengusaha Alat Kesehatan Juga berkomentar Terkait kotak kosong yang Ada di kota Surabaya Fenomena unik terjadi di Surabaya menjelang pemilihan kepala daerah. Gerakan dukungan terhadap "kotak kosong" semakin mendapat momentum di tengah penolakan masyarakat terhadap calon tertentu. Sejumlah tokoh dan masyarakat berkumpul untuk membahas perkembangan ini, termasuk sosok yang kerap disoroti, Eri Cahyadi, yang dinilai menghadapi tantangan besar dari kotak kosong, ciptaan sistem politik itu sendiri.

Dalam pertemuan ini, beberapa tokoh seperti Mas Heru dan Pak Singgih, mengungkapkan bahwa dukungan terhadap kotak kosong sebagai alternatif pilihan masyarakat semakin kuat. "Kami sepakat mendukung ciptaan Mas Eri, mendukung kotak kosong. Kalau cinta sama Eri ya coblos kotak kosong, kalau tidak suka sama Eri, ya coblos kotak kosong," ujarnya.

Pak Singgih bahkan menyebut, dari pengamatannya di kalangan ASN, sekitar 80% dari mereka menyatakan tidak mendukung Eri. "Yang suka Eri cuma 7% katanya," imbuhnya.

Ketua maki Jatim Heru menganggap bahwa demokrasi harus dijalankan dengan baik. Salah satu kekhawatiran mereka adalah KPU yang dianggap belum memberikan penjelasan mengenai bagaimana teknis pemungutan suara untuk kotak kosong. "Masyarakat kan ingin tahu bagaimana cara mencoblos kotak kosong, itu harus dijelaskan oleh KPU," tegas mereka.

Gerakan ini semakin menarik perhatian ketika isu mengenai kecurangan dalam pemilu juga diangkat. Beberapa peserta menyoroti bahwa kotak kosong seringkali tidak dihadirkan dengan saksi, sehingga rawan terjadi manipulasi suara. Mereka meminta KPU untuk memastikan bahwa demokrasi berjalan dengan adil dan transparan.

Menariknya, gerakan ini berkembang secara organik, tanpa adanya dorongan langsung dari para tokoh. "Kita tidak menggerakkan ini, gerakan ini datang dari masyarakat. Kami hanya mendukung aspirasi mereka," jelas Mas Heru. Mereka juga menyebut bahwa tempat-tempat seperti posko kemenangan kotak kosong akan dibuka sebagai sarana sosialisasi kepada masyarakat.

Untuk kampanye, mereka berencana memilih tempat-tempat yang simbolis, seperti Taman Makam Pahlawan. "Tidak ada salahnya kita kampanye di Taman Makam Pahlawan," ujar mereka, menanggapi berbagai kritik yang datang dari lawan politik.

Meskipun gerakan ini sempat dirundung dengan julukan yang tidak sedap seperti "kampanye di tempat setan", mereka tetap optimis. "Pada waktunya, gerakan ini akan menjadi masif dan berpengaruh pada 27 November nanti," tutup Mas Heru.

Dengan semakin dekatnya hari pemungutan suara, dukungan terhadap kotak kosong semakin menguat, dan masyarakat Surabaya pun akan melihat bagaimana hasil akhirnya.(red)

Editor : zonaperistiwa