Aliansi Wartawan Surabaya Adakan Pelatihan Jurnalistik di Pondok Pesantren Tertua Madura

Zonaperistiwa **Sampang** – Aliansi Wartawan Surabaya (AWS) kali ini mengadakan kunjungan ke Pondok Pesantren Nazhatut Thullab Prajjan, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang. Dalam kunjungan ini, AWS menyelenggarakan pelatihan jurnalistik yang diikuti oleh para santriwan dan santriwati. Pondok pesantren ini merupakan yang tertua di Madura, didirikan pada tahun 1702 oleh Kyai Abdul Alam.

Pelatihan ini dilaksanakan pada Sabtu, 7 September 2024, sebagai bentuk pengabdian masyarakat oleh AWS. Tujuan utamanya adalah berbagi pengetahuan jurnalistik serta mempersiapkan generasi penerus untuk melanjutkan perjuangan pendahulu bangsa. Pelatihan ini juga bertujuan meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam jurnalistik serta konten kreatif, sehingga para santri memiliki dasar yang kuat jika nantinya terjun ke dunia jurnalistik.

Sejumlah narasumber dari AWS memberikan materi dalam pelatihan ini. Ketua Umum AWS, Kiki Kurniawan, memperkenalkan dasar-dasar ilmu jurnalistik, Samsul Muarif Setiawan S.Ikom, Ketua Bidang Ekraf AWS, membawakan materi tentang konten kreatif, dan Syaiful Hidayat S.Pd, anggota bidang pendidikan AWS, memberikan motivasi terkait kepenulisan.

Ketua Umum AWS, Kiki Kurniawan, dalam materinya menjelaskan bahwa jurnalistik memiliki kesamaan dengan beberapa prinsip ajaran Islam. Ia menyebutkan lima prinsip penting yang harus dipegang oleh seorang jurnalis, yaitu:

1. **Kejujuran dan Kebenaran (Al-Sidq)**: Prinsip utama jurnalistik adalah menyampaikan berita yang benar dan jujur.

2. **Keadilan (Al-'Adl)**: Seorang jurnalis harus adil dan tidak memihak, sehingga berita yang disampaikan bisa berimbang.

3. **Amanah (Kepercayaan)**: Jurnalis harus bertanggung jawab dan menjaga amanah dengan menyampaikan berita tanpa manipulasi atau penyimpangan.

4. **Menjauhi Fitnah**: Islam melarang penyebaran fitnah atau berita bohong (hoaks) karena dapat merusak reputasi seseorang.

5. **Menghormati Privasi dan Martabat Orang Lain**: Islam mengajarkan untuk menghormati dan tidak merendahkan orang lain.

"Saya kira lima prinsip ini sangat jelas, dan jika benar-benar diamalkan, insha Allah informasi yang sampai ke masyarakat akan berdampak positif dan membangun negeri ini lebih baik lagi," ujar Kiki di hadapan para santri.

Pada sesi kedua, Samsul Muarif Setiawan S.Ikom mengajak para santri untuk mengenal lebih dalam tentang sejarah kamera yang ditemukan oleh cendekiawan Muslim. Ia menyampaikan bahwa teknik optik yang disebut kamera berasal dari bahasa Arab "Qamara" dan kitab "Al-Manadhir" karya Ibnu Al-Haytham menjadi rujukan pengembangan teknologi optik dunia.

"Kita patut berbangga bahwa para pendahulu kita, cendekiawan Muslim, telah menemukan teknik optik ini. Kita sebagai generasi penerus wajib mempelajari sejarah agar tidak salah dalam menggunakan ilmunya," jelas Samsul kepada para peserta.

Ia juga mengutip kata-kata dari Ibnu Al-Haytham, "Saya terus menerus mencari pengetahuan dan kebenaran, dan itu menjadi keyakinan saya bahwa untuk mendapatkan pencerahan dan kedekatan dengan Allah, tidak ada cara yang lebih baik selain mencari kebenaran dalam pengetahuan."

Pada sesi ketiga, Syaiful Hidayat memberikan motivasi kepada para santri agar menjadi insan yang gemar menulis. Ia menegaskan bahwa menulis bukanlah hal yang sulit dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Ia mengutip Pramoedya Ananta Toer, seorang sastrawan legendaris Indonesia, yang pernah berkata, *"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian."*

"Dari pernyataan Pramoedya ini, kita diingatkan bahwa menulis bukan hanya sekadar kegiatan, tetapi juga cara untuk memastikan seseorang tetap diingat oleh masyarakat dan sejarah," jelas Syaiful. Ia berharap semangat ini mendorong para santri untuk menjadikan menulis sebagai bagian dari keseharian mereka.

Pelatihan ini diakhiri dengan ucapan terima kasih dari perwakilan pengurus Pondok Pesantren Nazhatut Thullab, yaitu Ustadz Samsul, S.Ag., MM., Ustadz Darwis Abrory, M.Pd., dan Ustadz Muh. Sholeh Hoddin, M.Pd.I. Menurut mereka, pelatihan ini sangat penting dalam memperkuat akhlakul karimah para santri dan mengenalkan jurnalistik secara benar.

"Semoga pelatihan ini tidak berhenti di sini, tetapi bisa berlanjut ke depan, tidak hanya dalam penulisan berita, tetapi juga foto dan video jurnalistik. Semoga semua pengurus AWS mendapatkan berkah dari Allah SWT atas pengabdian mereka dengan berbagi ilmu yang bermanfaat," ucap Ustadz Sholeh.(Red)

Editor : zonaperistiwa