Zonaperistiwa Surabaya, 14 Mei 2025 – Dalam rangka menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Jawa Timur, sejumlah lembaga strategis menggelar media briefing bertajuk "Memperkuat Pilar Nusantara" di Surabaya pada Selasa (14/5). Acara ini merupakan sinergi antara Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Media briefing ini menghadirkan sejumlah pejabat penting dari masing-masing lembaga yang duduk sebagai panelis dalam diskusi terbuka. Mereka membahas berbagai tantangan yang tengah dihadapi, termasuk dinamika global dan nasional, serta langkah-langkah strategis untuk menjaga ketahanan ekonomi daerah.
Baca juga: Sektor Keuangan Jawa Timur 2024: Pertumbuhan Pesat di Perbankan, Pasar Modal, dan Inklusi Keuangan
Dengan mengusung tema “Sinergi Jawa Timur dalam Menjaga Stabilitas, Menavigasi Tantangan, dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur yang Berkelanjutan”, forum ini menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi dinamika ekonomi yang kian kompleks.
Dalam paparannya kepala OJK Provinsi Jawa Timur Yunita Linda Sari mengatakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sejumlah perkembangan penting dalam sektor jasa keuangan di Jawa Timur hingga Maret 2025. Dalam sektor perbankan, tercatat terdapat tiga Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang mengalami pencabutan izin usaha, tiga BPR melakukan merger, dan satu BPR konvensional bertransformasi menjadi BPR Syariah.
Kinerja intermediasi perbankan di Jawa Timur juga menunjukkan tren positif. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) serta penyaluran kredit terus mengalami pertumbuhan. Kredit perbankan paling banyak disalurkan ke tiga sektor utama: rumah tangga, perdagangan besar dan eceran, serta industri pengolahan. Dari sisi kategori usaha, mayoritas kredit disalurkan kepada debitur non-UMKM.
Hingga 31 Maret 2025, total penyaluran kredit oleh perbankan di Jawa Timur telah mencapai Rp67,20 triliun.
Selain IPO, OJK juga mendorong alternatif pendanaan lain seperti Securities Crowdfunding (SCF). Edukasi dan sosialisasi investasi terus digalakkan, termasuk kampanye waspada investasi ilegal kepada investor pemula.
Hingga saat ini, jumlah investor di pasar modal Indonesia yang tercatat melalui Single Investor Identification (SID) telah mencapai 1,8 juta, menempatkan Jawa Timur sebagai salah satu dari tiga provinsi dengan jumlah investor terbanyak. Investor tidak hanya aktif di saham, tetapi juga di reksa dana, obligasi, dan Surat Berharga Negara (SBN).
Para panelis juga menyoroti peran Jawa Timur sebagai salah satu motor penggerak perekonomian nasional. Berbagai kebijakan fiskal, moneter, serta penguatan sektor jasa keuangan dinilai krusial dalam memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata di daerah.
Acara ini menjadi momentum penting dalam mempererat koordinasi antara lembaga negara dan pemangku kepentingan daerah dalam menyongsong arah pembangunan ekonomi yang lebih tangguh dan adaptif.(red)
Editor : Redaksi zonaperistiwa