Zonaperistiwa Surabaya, 16 Desember 2024 – Penolakan terhadap rencana reklamasi di pesisir timur Surabaya kembali menjadi isu yang mengemuka dalam pertemuan yang dihadiri berbagai elemen masyarakat, termasuk para nelayan, akademisi, dan tokoh masyarakat. Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia (HAPPI) Perjuangan jatim, Doni Anggono, menyampaikan aspirasi masyarakat Surabaya yang merasa terdampak oleh proyek reklamasi tersebut.
Dalam pernyataannya, Doni Anggono menegaskan pentingnya transparansi terkait rencana reklamasi yang dianggap dapat merugikan masyarakat, terutama nelayan pesisir. “Kami ingin mengetahui rencana ini secara jelas. Jangan sampai keputusan yang dibuat secara internal justru merugikan masyarakat nelayan dan lingkungan, seperti kawasan mangrove yang menjadi ekosistem penting,” ujar Doni.
Doni juga mengungkapkan bahwa pihaknya sudah berupaya menghadiri pertemuan terkait reklamasi tersebut, namun sempat terhambat karena agenda tersebut bersifat internal. “Saya sudah datang sejak pukul 12.00, tetapi diberitahu bahwa acara ini bersifat internal. Hal ini membuat kami belum sepenuhnya tahu isi pembahasan di dalam,” tambahnya.
Meskipun demikian, Doni menyatakan bahwa pendekatan persuasif tetap menjadi prioritas. “Kami mengedepankan dialog dan mencari solusi yang saling menguntungkan. Reklamasi ini memang program nasional, tetapi masyarakat yang terdampak harus dilibatkan dalam diskusi. Kami ingin ada win-win solution,” tegasnya.
Doni juga menyebutkan bahwa HAPPI Perjuangan Jatim akan mengadakan dialog terbuka yang mempertemukan pihak yang pro dan kontra reklamasi. Dialog ini bertujuan untuk mendapatkan kejelasan terkait rencana tersebut dan memastikan tidak ada pihak yang dirugikan, khususnya nelayan yang menggantungkan hidupnya dari kawasan pesisir.
“Jangan sampai keputusan yang diambil malah merugikan masyarakat Surabaya, terutama nelayan di Kenjeran dan wilayah pesisir timur lainnya. Jika dialog, persuasi, dan debat terbuka tidak membuahkan hasil, barulah aksi lebih besar akan kami pertimbangkan sebagai langkah terakhir,” ungkap Doni.
Doni juga menekankan pentingnya menjaga identitas Surabaya sebagai kota maritim. Untuk itu, ia berharap dialog dengan pihak terkait, termasuk Kolonel Sumarmo yang disebut sebagai salah satu pengambil keputusan, dapat menghasilkan solusi terbaik.
“Surabaya adalah kota laut, kota maritim. Kita harus mempertahankan identitas ini tanpa mengorbankan masyarakat dan lingkungan. Kami berharap keputusan yang diambil tidak hanya menguntungkan segelintir pihak, tetapi benar-benar mempertimbangkan kepentingan rakyat,” tutupnya.
HAPPI Perjuangan Jatim berencana melanjutkan dialog dengan berbagai pihak, termasuk para akademisi dan tokoh masyarakat lainnya, untuk memperjuangkan penolakan reklamasi yang dinilai merugikan masyarakat nelayan di Surabaya. Sementara itu, langkah-langkah strategis akan terus dipersiapkan agar perjuangan ini tetap berada dalam jalur yang konstruktif dan persuasif.(red)
Editor : Redaksi zonaperistiwa