Zonaperistiwa Surabaya - Kepala Sekolah SMPN 10 Surabaya, Budi, secara resmi berpamitan kepada para guru, komite sekolah, serta siswa dalam sebuah acara perpisahan. Dalam kesempatan tersebut, Budi menyampaikan bahwa ia akan melanjutkan tugas barunya di Pasuruan sebagai bagian dari kebijakan mutasi pegawai negeri sipil,Surabaya,(Jumat (18/10/2024).Pagi.
Dalam saat di temui rekan rekan media di ruangannya, Budi menjelaskan bahwa mutasi adalah hal yang wajar dalam dunia kepegawaian dan ia menerima tugas baru ini dengan penuh tanggung jawab. “Mutasi adalah hal yang biasa bagi seorang pegawai negeri. Saya akan pindah ke tempat baru dan saya hanya ingin berpamitan kepada guru-guru, komite, dan anak-anak di sini. Saya melaksanakan tugas baru ini bukan karena prestasi yang saya bawa, tetapi karena ini adalah wewenang pimpinan,” ujarnya.
Selama masa kepemimpinannya, Budi berhasil membawa perubahan dan banyak sekali prestasi yang peroleh.
Dalam dunia pendidikan, prestasi seorang kepala sekolah sering kali menjadi tolak ukur keberhasilan institusi yang dipimpinnya. Salah satu sosok yang saat ini tengah menjadi sorotan adalah Pak Budi, kepala sekolah yang dikenal atas berbagai pencapaian luar biasa yang ia raih selama masa jabatannya. Namun, kabar bahwa Pak Budi menerima surat mutasi dari Dinas Pendidikan Sidoarjo baru-baru ini mengundang keprihatinan dari berbagai pihak, termasuk alumni dan komite sekolah.
Alumni angkatan pertama tahun 81, yang juga merupakan Ketua Komite Sekolah, memutuskan untuk mengambil langkah tegas. Dalam upaya memberikan dukungan dan peninjauan kembali terhadap keputusan mutasi tersebut, ia mengirimkan surat kepada pihak-pihak terkait, termasuk BKD, PJ Gubernur Pakde Karyono, Dinas Pendidikan, dan Inspektorat.
Surat tersebut juga berisi tembusan kepada berbagai pihak agar permasalahan ini dapat termonitor secara menyeluruh.
Namun, yang mengherankan adalah keputusan mutasi Pak Budi dari SMA 10 ke SMA 1 di wilayah terpencil dekat lereng Gunung Bromo, Kabupaten Pasuruan. Keputusan ini dianggap kurang tepat, mengingat prestasi yang telah dicapai Pak Budi selama ini. Ketua Komite Sekolah merasa memiliki beban moral untuk memperjuangkan nasib Pak Budi, yang telah memberikan kontribusi besar bagi kemajuan sekolah.
Sebagai wujud solidaritas, surat tersebut telah diserahkan langsung kepada Inspektorat dan berbagai pihak terkait, dengan harapan agar ada perhatian lebih dan dukungan dari berbagai kalangan. Harapannya, upaya ini dapat memberikan hasil positif, dan Pak Budi dapat kembali mendapatkan tempat yang sesuai dengan prestasinya. Dukungan dari alumni, media, dan masyarakat luas diharapkan dapat menguatkan upaya ini.
Perjuangan belum berakhir, dan harapan besar masih menggantung agar Pak Budi mendapatkan peninjauan kembali atas keputusan mutasinya. Sebagai sosok yang memiliki peran penting dalam membangun pendidikan di sekolahnya, ia layak mendapatkan penghargaan yang setimpal atas jerih payah dan dedikasinya.
Disisi lain Ketua Maki Jatim Mengatakan mutasi kepala Sekolah SMAN 10 Surabaya tidak transparan dan tidak jelas parameternya.
Menurutnya, mutasi tersebut seharusnya didasarkan pada prestasi, bukan malah memindahkan kepala sekolah berprestasi ke daerah terpencil.
Kami sangat pertanyakan dasar penilaian untuk mutasi ini karena tidak jelas. Bahkan, prestasi seharusnya mendapat promosi, bukan dimutasi ke daerah gunung," kata Heru Jumat, (18/10).
Heru menegaskan, penyegaran dan pemerataan seharusnya memperhitungkan prestasi kepala sekolah, bukan hanya memindahkan 1-3 orang secara acak.
Pun integritas penilaian dan jaminan peningkatan prestasi harus diperhatikan Dinas Pendidikan Jatim.
Bahwa kalau besok hari Senin saya selaku ketua maki akan gembok pagar sekolah dan gembok ruangan kepala sekolah kalau tidak ada jaminan untuk anak anak ini.(red)
Editor : Redaksi zonaperistiwa