Zonaperistiwa Surabaya - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta pemerintah daerah dan Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (APRINDO) melakukan monitoring ketat terkait rantai pasok pemberlakuan kebijakan minyak goreng satu harga.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Jawa Timur April Wahyu Widati menyatakan kebijakan minyak goreng satu harga berawal dari kondisi minyak yang sangat tinggi harganya.
"Istilahnya harganya diluar normal terlepas dari kondisi yang ada di luar," katanya kepada wartawan Sabtu (22/1).Siang
Menurutnya, mahalnya harga minyak goreng itu dinilai kurang baik, sebab ini merupakan pokok kebutuhan masyarakat.
Maka pemberlakuan kebijakan satu harga oleh pemerintah disambut positif, dan pihaknya akan patuh dengan peraturan pemerintah.
"Mengingat kami selaku ujung tombak distribusi minyak harga murah," tegas nya.
Apabila pihaknya menemukan ketidak sesuaian harga, sebagai asosiasi akan menjembatani dengan distribusi minyak yang ada.
"Jadi kalau misalnya kita bicara ritel sebagai hilir daripada distribusi minyak, yang penting kami selaku ritel mendapatkan suplai kami akan jual sebagaimana ketentuan pemerintah dan mengimbau anggota yang harus mematuhi aturan." urainya.
Maka pihaknya meminta kepada kepada seluruh produsen distributor agar mensuplai seluruh retail khususnya minyak sesuai HIT.
"Nah kami sebagai pengusaha retail ujung tombak distribusi, akan mendistribusikan seluruh produk yang kita dapat dari vendor kami yang mana harga tersebut sesuai dengan acuan harga HIT.(red)
Editor : Redaksi zonaperistiwa
