Komisi IX DPR RI Bersama BKKBN Jawa Timur Gelar Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Di Wilayah Tenggilis Surabaya

zonaperistiwa.com

Zonaperistiwa Surabaya - Sinergi BKKBN dan Komisi IX DPR RI terus dilakukan. Kali ini, Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur (BKKBN Jatim) bersama mitra Komisi IX DPR RI menggelar Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana di Tenggilis Mejoyo Surabaya, sabtu (10/9/2022).

Dalam sambutan Lucy Kurniasari menjelaskan bahwa BKKBN salah satu instansi yang sangat strategis dalam pembentukan keluarga berencana membentuk generasi berkualitas, mampu berdaya saing menuju generasi emas dan Indonesia maju. Ia pun mengajak masyarakat Surabaya untuk bersama mencegah stunting karena stunting bisa menghambat tercapainya Indonesia Emas 2045.

Apresiasi juga kepada pemerintah kota Surabaya yang saat ini sudah terus-menerus bergerak menurunkan stunting di masyarakat dan ingin membuktikan bahwa kalau target presiden Republik Indonesia nanti di 2024 atas stunting itu turun menjadi 14% di Surabaya sekarang sudah 7% luar biasa.

Anggota Komisi IX DPR RI Lucy Kurniasari mengatakan, minimnya angka stunting di Kota Surabaya adalah bukti kepedulian Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terhadap penanganan stunting. Hal ini bisa dilihat dari sinergitas masyarakat dengan Pemkot Surabaya, di antaranya dengan adanya Tim Pendamping Masyarakat dan Kader Surabaya Hebat.

Drs. Putut Riyatno selaku Kepala Biro dan Humas Pusat BKKBN Menjelaskan bahwa stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Pada tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia adalah 27,6%, artinya 1 dari 4 balita Indonesia menderita stunting.

Sementara anak di bawah 5 tahun yang memiliki berat badan rendah atau sangat kurus dari usianya, itu disebut wasting. Anak menderita stunting dan wasting bila anak memiliki tubuh yang pendek/kerdil dan badannya juga sangat kurus, disertai adanya gangguan perkembangan otak dan keterlambatan kemampuan anak.

Gangguan tumbuh kembang anak tersebut biasanya diakibatkan oleh gizi buruk (malnutrisi), infeksi berulang, dan stimulasi atau perawatan psikososial yang tidak memadai pada anak dari 1000 hari pertama sejak pembuahan sampai usia dua tahun. (Red)

Editor : Redaksi zonaperistiwa

Nasional
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru