Zonaperistiwa Sidoarjo, Perjalanan panjang mengusir penjajah serta meraih kemerdekaan dan mempertahankan tidak bisa lepas dari peran aktif para ulama NU seperti KH Hasyi Asy'ari, Kiai Subekhi dan lainnya. Hal itu berdampak besar pada semangat menggelorakan cinta tanah air sehingga sampai melahirkan resolusi jihad jelang pertempuran 10 November 1945 dikota Surabaya.
Hal itu disampaikan oleh M Hasanuddin Kades Sedengan Mijen pada acara malam tasyakuran 17 Agustus di pendopo kantor desa yang dihadiri sejumlah unsur lembaga desa bersama tokoh masyarakat dan agama (16/8).
Menurut Hasanuddin, kehadiran para ulama tersebut merupakan bentuk rasa cinta kepada tanah airnya. Satu hal yang juga harus dimiliki oleh generasi muda sekarang khususnya masyarakat Sedengan Mijen. "Sebab tanpa rasa cinta, tanpa rasa ikut memiliki desanya mustahil kemajuan pembangunan desa akan berjalan lancar sebagaiman dicontohkan oleh para ulama diatas," ujarnya.
Kader tiga periode itu juga mengajak seluruh warga untuk tetap menjadikan Sedengan Mijen sebagai desa pelopor kegiatan positif termasuk pawai karnaval di setiap peringatan HUT kemerdekaan. "Sejak 2010 an, desa ini telah menyelenggarakan karnaval tujuh belasan disaat waktu itu belum ada satu desa pun di kecamatan Krian bahkan se Sidoarjo yang menggelarnya. Maka mari kita pertahankan desa ini sebagai desa mercusuar bagi desa desa lain," tutur Pak Kades.
Acara kemudian diakhiri dengan pengajian dan tausyiah agama lalu ditutup makan tumpeng bersama hasil sumbangan masing masing RT dan RW yang ada di desa tersebut.
Harus diakui memang, dibawah kepemimpinan M Hasanuddin, Sedengan Mijen menjelma menjadi desa sarat prestasi. Inovatif dan kreatifitas selalu muncul di setiap kegiatan seperti hadirnya tumpeng tempe setinggi 12 meter pada perayaan kemerdekaan beberapa tahun silam. (sigit)
Editor : Redaksi zonaperistiwa