UNESA dan SIKL Gelar Online Workshop, Tawarkan Pelatihan Inovatif bagi Guru-Guru IPA di Malaysia

zonaperistiwa.com

Zonaperistiwa Surabaya - Universitas Negeri Surabaya (UNESA) bersama dengan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) telah berhasil menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Internasional yang inovatif.

Kegiatan ini berupa Online Workshop dengan tema 'Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Berbasis TPACK Bagi Guru-Guru IPA Di Malaysia'.

Melalui platform Zoom Meeting, sebanyak 32 peserta dari kalangan guru IPA di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) ikut berpartisipasi dalam kegiatan daring ini.

Dalam semangat kerjasama lintas negara dalam bidang pendidikan, UNESA dan SIKL telah menciptakan wadah bagi guru-guru IPA untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam menyusun bahan ajar berbasis TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge).

Workshop diisi oleh empat narasumber ahli dari Universitas Negeri Surabaya, yakni Prof. Erman, Dr. Eko Hariyono, Dr. Sifak Indana, dan Dr. Sukarmin.

Masing-masing pakar membawakan materi yang menarik, mencakup Konsep Pembelajaran Sains Abad 21, Penerapan TPACK dalam Pembelajaran IPA, dan Panduan Praktis Penyusunan Bahan Ajar Berbasis TPACK.

Konsep pembelajaran sains abad 21 menekankan pada kemampuan siswa untuk memecahkan masalah sesuai tuntutan zaman, sementara TPACK membantu guru dalam mengintegrasikan teknologi, pedagogi, dan konten pengetahuan dalam proses pembelajaran.

Dalam paparannya, Dr. Eko Hariyono, M.Pd., menjelaskan tentang konsep pembelajaran Sains yang relevan dengan tuntutan abad 21 agar siswa dapat mengembangkan kemampuan kognitif, keterampilan, dan nilai-nilai moral yang diperlukan dalam menghadapi tantangan masa depan.

"Konsep pembelajaran sains abad 21 lebih ditekankan pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di abad 21," ujarnya.

Koordinator Prodi S2 Pendidikan Sains itu juga menyoroti empat kompetensi utama yang perlu ditekankan di masa depan, yaitu berpikir kritis, kreativitas, berkomunikasi, dan berkolaborasi.

Menurutnya, keempat kompetensi ini menjadi modal utama bagi siswa untuk menghadapi tantangan abad 21 yang semakin kompleks dan global.

"Berfokus pada berpikir kritis, siswa diajarkan untuk mengembangkan kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan menyintesis informasi secara kritis sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat," terangnya.

"Kreativitas juga ditekankan sebagai kemampuan untuk berpikir out-of-the-box, menciptakan ide-ide baru, dan mencari solusi inovatif untuk masalah yang dihadapi," lanjut Dr. Eko.

Masih Dr. Eko, Kemampuan berkomunikasi pun dianggap penting karena siswa perlu dapat menyampaikan ide-ide mereka dengan jelas dan efektif kepada orang lain.

"Selain itu, berkolaborasi juga merupakan keterampilan yang penting dalam abad 21, karena banyak tantangan yang membutuhkan kerjasama tim dan sinergi antara individu-individu dengan latar belakang yang berbeda," imbuhnya.

Dengan memiliki keempat kompetensi utama ini, diharapkan siswa akan lebih siap dan mampu menghadapi perubahan dan kompleksitas dunia di masa depan. Secara teoritis, kompetensi ini akan membekali siswa dengan kemampuan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks dan beragam di abad 21.

Dengan demikian, pendekatan pembelajaran sains yang berfokus pada pengembangan kompetensi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif pada masa depan pendidikan dan mempersiapkan generasi muda untuk menjadi pemimpin yang berpikiran terbuka, inovatif, dan mampu beradaptasi dengan perubahan dunia yang terus berkembang.

Terpisah, dari informasi yang dihimpun media ini, 'Online workshop' itupun mengundang perasaan senang dan antusias para pesertanya.

Diantaranya mengakui, dengan adanya acara seperti ini mereka dapat memperoleh tambahan ilmu yang berharga.

Dadi Rosadi salah satu peserta, menyatakan rasa senangnya, menurutnya dengan mengikuti workshop ini dirinya menjadi tercerahkan dan terbuka.

"Workshop yang dapat menambah wawasan dan saya menjadi terpikirkan untuk melanjutkan S2 Pendidikan Sains di UNESA," paparnya.

Senada, Asep Gosaki Mihar, peserta lainnya, mengaku turut senang dapat mengikuti Online Workshop ini, "Sangat memberikan inspirasi untuk mengembangkan pembelajaran di kelas," tuturnya.

Dengan adanya PKM Internasional melalui Online Workshop itu, diharapkan guru-guru IPA di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur lebih siap menghadapi tantangan abad 21 dengan pemahaman yang kuat terhadap TPACK dan mampu menyusun bahan ajar yang interaktif dan efektif.(red)

Editor : Redaksi zonaperistiwa

Nasional
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru